The Fault In Our Stars salah satu buku yang gaungnya banyak saya dengan sejak 2012 kemarin. Bukan hanya secara lokal tapi juga international. Sebut saja tumblr, yang banyak sekali mereblog gif set dari sang pengarang, John Green. Selain itu John Green juga banyak dipuja-puji karena menulis buku young-adult yang diluar standar kebanyakan young-adult, yang akhir-akhir ini banyak mendapat kritikan karena isinya yang "kurang bergizi".
Nah berbicara soal bukunya sendiri, The Fault In Our Stars, selanjutnya saya singkat saja TFIOS juga punya rating yang termasuk top atau elit di goodreads, ratingnya yaitu 4.5 dari 390.000 users lebih. So, I'm curious to read it.
Setelah saya searching sekilas, ternyata TFIOS itu berkisar tentang kanker. Hmmmm, sejujurnya buku yang membahas tentang penyakit, apalagi kanker, bukanlah buku favorit saya. Karena: 1. Saya memang tidak suka tema serius yang bisa bikin sedih atau depresi. Karena bagi saya, baca buku itu untuk escapism alias senang-senang dari dunia yang terkadang tidak menyenangkan, jadi mengapa memilih tema yang justru bikin sedih. 2. Beberapa orang yang saya kenal, banyak yang kalah dan meninggal saat berjuang melawan penyakit itu. Jadi saya tidak mau mengingat-ingat apa saja yang telah dilakukan oleh penyakit tersebut. Tapi, karena rating dan puja-puji itu plus banyak remaja yang suka dengan buku yang bertema serius ini, saya penasaran juga. Apa sih yang membuatnya begitu spesial dan istimewa dibanding buku-buku bertema sejenis lainnya.
The Story
Hazel Grace, seorang remaja berusia 16 tahun yang divonis menderita kanker tiroid. Penyakit tersebut juga telah menyebar ke paru-parunya yang membuat Hazel sulit bernafas dan terpaksa mengenakan alat bantu pernafasan berupa selang dan tabung oksigen yang harus dibawa kemana pun Hazel pergi.
Saat menghadiri pertemuan anak-anak penderita kanker, Hazel bertemu dengan Augustus Waters, sesama penderita kanker juga, yaitu osteosarkoma yang telah membuat Augustus kehilangan satu kakinya. Augustus yang tampan dan selalu bersikap positif membuat Hazel jatuh cinta padanya.
Augustus meyakinkan Hazel, bahwa ia bisa pergi ke Amsterdam untuk bertemu dengan penulis favorit Hazel, yaitu Peter Van Houten. Bersama-sama Hazel dan Augustus mencari jalan untuk bisa mewujudkan keinginan tersebut.
jadi bagaimana caranya Hazel dan Augustus bertemu dengan Peter Van Houten?
My Thought
So, is it true? Is it true, this is tearjerker book as they said? Well, maybe the answer is depend on your mood when you read it. I'm not cry but almost cry and I feel so sad while I close the book. I always say that I love the book about star crossed-lovers, but I correct it. No, I don't like if the star crossed-lovers such as illness played in the book. Because I know the ending usually sad and tragic and it just remind me that's how real life could be. But we must face it.
Tapi juga sulit bagi saya untuk tidak berkata bahwa ini buku yang indah. Bagaimana John Green dengan gaya bahasanya yang penuh kata-kata lucu dan juga witty berhasil membuat tema serius menjadi menghibur dan penuh filosofi.
Kekuatan novel ini, terutama ada pada karakter-karakternya, Hazel dan Augustus. Mungkin untuk sebagian pembaca, gambaran Hazel dan Augustus terlalu sempurna sebagai 2 remaja penderita kanker yang sedang sekarat. Mengapa terlalu sempurna? Karena mereka, terutama Augustus sangat memandang positif kehidupan. Meski dunia sangat tidak adil terhadap mereka. Padahal kenyataannya jarang yang bisa seperti itu. Tapi ini adalah buku fiksi dengan karakter fiktif jadi cukup pakai dan gunakan imajinasi kita.
Gambaran sempurna itu sangat terasa pada sosok Augustus Waters. Tidak heran, kalau tahun 2012 kemarin, banyak anak BBI yang memilih Augustus sebagai kriteria pacar ideal. Saya pun menganggap begitu. Augustus yang selalu bersemangat, riang, jenaka dan gemar bermerafora, terutama dengan perumpamaan rokok yang dianggap tidak berbahaya selama apinya tidak dinyalakan. Ah, andaikan di luar sana ada seorang Augsutus Waters (yang dalam keadaan sehat tentunya) yang menunggu saya, betapa bahagianya hati saya #lebaysebentar. Augustus tahu bagaimana caranya membuat suasana hati seseorang menjadi lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar